UZH Kembangkan Drone Dengan DNN untuk Misi Penyelamatan Hutan

Drone telah banyak digunakan di ketinggian tinggi, tetapi lingkungan kompleks seperti hutan masih menjadi tantangan besar. Mengidentifikasi dan mengikuti jalur di hutan memerlukan kekuatan pemrosesan yang sangat besar untuk mengenali objek dan jalur di sekitar. Namun, kemajuan terbaru dalam teknologi drone menunjukkan bahwa hal ini dapat diatasi dengan pendekatan cerdas.

Terobosan Teknologi: Drone Cerdas di Hutan

Tim ilmuwan dari Swiss dan Italia (Juergen Schmidhuber, Luca Gambardella dan Davide Scaramuzza) telah mengembangkan teknologi yang memungkinkan drone untuk mengenali dan mengikuti jalur hutan secara mandiri. Penelitian ini dilakukan oleh Universitas Zurich, Università della Svizzera italiana, dan Universitas Ilmu Pengetahuan dan Seni Terapan Swiss Selatan. Untuk melatih algoritma mereka, tim tersebut melakukan pendakian sepanjang berbagai jalur di Pegunungan Alpen Swiss selama beberapa jam. Selama pendakian ini, kamera yang dipasang di helm mereka mengambil lebih dari 20.000 gambar jalur.

Program ini menggunakan Deep Neural Networks (DNNs) yang berjalan di dalam drone yang dikendalikan oleh penglihatan untuk mengenali dan mengikuti jalur hutan secara otomatis. Seperti yang dijelaskan oleh Matthias Fässler, seorang mahasiswa PhD yang terlibat dalam penelitian ini, “Kami membuat drone yang distabilkan menggunakan penglihatan dan laboratorium lainnya bekerja pada machine learning untuk mengajarkan drone bagaimana mendeteksi jalur hutan dalam gambar kamera. Drone belajar bagaimana tampilan hutan sehingga mereka bisa terbang sepenuhnya secara mandiri dan mengikuti jalur.”

Peneliti juga menghadapi tantangan besar dalam menyelesaikan masalah ini. Alessandro Giusti dari Dalle Molle Institute for Artificial Intelligence di Italia mengatakan, “Mengartikan gambar yang diambil di lingkungan kompleks seperti hutan sangat sulit bagi komputer. Kadang-kadang bahkan manusia kesulitan menemukan jalur!”

Menurut Prof. Davide Scaramuzza dari Universitas Zurich, “Sementara drone yang terbang di ketinggian tinggi sudah digunakan secara komersial, drone belum dapat terbang secara mandiri di lingkungan kompleks seperti hutan lebat. Di lingkungan ini, setiap kesalahan kecil dapat mengakibatkan kecelakaan, dan robot memerlukan otak yang kuat untuk memahami dunia kompleks di sekelilingnya.”

Hasil Uji Coba dan Keberhasilan

Keberhasilan program ini terbukti ketika diuji pada jalur baru yang belum pernah dilihat sebelumnya. Drone berhasil mengikuti jalur dengan akurasi 85%, sedangkan manusia hanya mencapai 82% akurasi pada tugas yang sama. Ini menunjukkan bahwa teknologi DNN mampu mengorientasikan dirinya dan mengikuti jalur dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan manusia.

Manfaat Drone untuk Pencarian dan Penyelamatan

Salah satu alasan utama untuk mengembangkan teknologi ini adalah untuk menyelamatkan nyawa. Setiap tahun, ratusan ribu orang tersesat di alam liar di seluruh dunia. Di Swiss saja, sekitar 1.000 panggilan darurat setiap tahun berasal dari pendaki yang tersesat atau terluka. Drone dapat menjadi tambahan yang efisien bagi tim penyelamat manusia. Mereka dapat dikerahkan dalam jumlah besar, lebih murah, dan cepat, sehingga meminimalkan waktu respons dan risiko cedera bagi orang yang hilang serta anggota tim penyelamat.

Harapan untuk Masa Depan

Kedepannya, diharapkan drone ini dapat digabungkan dengan tim pencarian dan penyelamatan manusia untuk mencakup area yang lebih luas dalam waktu yang sama. Luca Maria Gambardella, kepala Dalle Molle Institute for Artificial Intelligence, menyatakan, “Robot kecil yang terbang sangat serbaguna, dan bidang ini berkembang dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suatu hari nanti, robot akan bekerja berdampingan dengan penyelamat manusia untuk membuat hidup kita lebih aman.”

Namun, para peneliti mengakui bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum armada drone AI dapat dilepas ke area hutan untuk mencari orang yang hilang. Scaramuzza menambahkan, “Satu tim drone dapat menjelajahi gunung untuk mencari pendaki yang hilang atau terluka lebih cepat daripada tim penyelamat mana pun — meskipun tantangan kritis lainnya masih ada di depan.”